Kalau ikut perangai ana yang dulu, dah lama ana buat tendangan sudut untuk orang yang hina ana. Haha. Sesetengah orang, sure akan balas dendam pada orang yang benci kita, orang yang caci kita. Siram asid pun jadilah.Tak pun bomohkan... Hehe. Syirik ho.Berdosa besar. Sesetengah orang, jauhkan diri dari orang itu, dan berharap orang itu, kembali kepada jalan yang benar. Tapi, cuba kita lihat, bagaimana Rasulullah S.A.W. berhadapan orang yang membenci Rasulullah S.A.W.
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta, hari demi hari
apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku
jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu
tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan
tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang
dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar
tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW
melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau SAW wafat.
Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan
makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu
Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya
kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku
kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahanda
engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang
belum ayahanda lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya
Abu Bakar r.a. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar
dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada
di sana", kata Aisyah r.ha.
Keesokan harinya Abu
Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya
kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan
memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai
menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abu
Bakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang
yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. "Apabila ia datang
kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini
mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi
terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah
itu ia berikan pada ku ", pengemis itu
melanjutkan perkataannya. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air
matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang
bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari
sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Ia adalah Muhammad
Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia
pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku
selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,
ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadah dihadapan Abu Bakar
r.a.
Keindahan akhlak Rasulullah, memang tak ada tandingan. Tak hairanlah baginda digelar Kekasih Allah.
No comments:
Post a Comment